fansarena.id – Drama antara Alexander Isak dan Newcastle United semakin memanas setelah bintang asal Swedia ini mengekspresikan kekecewaannya terhadap klub yang pernah dibelanya. Hubungan keduanya tampak tidak bisa diperbaiki setelah isu transfer ke Liverpool mencuat.
Liverpool telah mengajukan tawaran sebesar 110 juta pound (sekitar 2,5 triliun rupiah) untuk memboyong Isak, namun Newcastle menolak dan menetapkan harga 150 juta pound. Tak tahan dengan situasi ini, Isak pun memilih untuk tidak hadir dalam agenda pramusim bersama Newcastle.
Tawaran Transfer dan Penolakan Newcastle
Liverpool, mengejar Alexander Isak, telah mengajukan tawaran yang sangat menggiurkan kepada Newcastle United. Namun, tawaran tersebut langsung ditolak oleh pihak Newcastle yang meminta harga jauh lebih tinggi.
Isak tidak segan untuk mengambil tindakan drastis. Dia melewatkan agenda pramusim dengan The Magpies dan memilih untuk berlatih dengan klub lamanya, Real Sociedad.
Keputusan ini membuat para pendukung Newcastle merasa dikhianati. Sempat kembali ke klub, Isak pun diisyaratkan telah kehilangan dukungan dari suporter yang kini menyebutnya sebagai pengkhianat.
Pernyataan Kontroversial Isak Melalui Media Sosial
Setelah ditunjuk sebagai salah satu dari Tim Terbaik Premier League 2024-2025 versi PFA, Alexander Isak akhirnya bersuara. Ia menyampaikan perasaan dan kekecewaannya terhadap manajemen Newcastle melalui media sosial.
Dalam pernyataannya, Isak mengungkapkan rasa bangganya. “Saya bangga terpilih untuk Skuad Terbaik Premier League 2024-2025,” ujarnya, tetapi dengan tegas menolak untuk menghadiri acara seremonial.
Dia melanjutkan, “Kenyataannya adalah janji telah dibuat dan klub sudah lama memahami posisi saya. Bertindak sekarang seperti isu-isu ini baru saja muncul adalah sesuatu yang tidak benar.”
Kepercayaan yang Rusak dan Komparasi dengan Kasus Lain
Isak menegaskan bahwa kepercayaan yang dikhianati membuat hubungan antara dirinya dan Newcastle tidak dapat dilanjutkan. Dia menekankan bahwa perubahan harus dilakukan demi kepentingan semua pihak.
Situasi ini mengingatkan pada drama serupa yang dialami oleh beberapa pemain lain seperti Viktor Gyokeres dan Ardon Jashari. Mereka juga mengalami hal yang sama ketika dijanjikan untuk dilepas jika ada tawaran dari klub lain.
Gyokeres berhasil pindah dari Sporting CP ke Arsenal, sedangkan Jashari bergabung dengan AC Milan setelah meninggalkan Club Brugge. Dalam konteks ini, Isak merasa posisinya tidak berbeda dan berharap ada solusi untuk permasalahan ini.